ORGANICJUICEBARDC – Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dan salah satu isu yang paling kontroversial adalah status dan nasib warga Gaza. Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan ide untuk memindahkan warga Gaza ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Namun, usulan ini ditolak keras oleh warga Gaza dan negara-negara Arab. Artikel ini akan membahas penolakan warga Gaza terhadap ide relokasi yang diusulkan oleh Trump dan alasan di balik penolakan tersebut.

Latar Belakang Usulan Trump

Pada tanggal 26 Januari 2025, Trump mengusulkan agar warga Gaza dipindahkan ke Mesir dan Yordania, dengan alasan bahwa Gaza adalah “tempat pembongkaran” dan “hampir semuanya hancur serta orang-orang mati”12. Trump mengklaim bahwa pemindahan ini bisa bersifat sementara atau jangka panjang dan bahwa ia telah membahas ide ini dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi12.

Penolakan Warga Gaza

Warga Gaza, yang telah mengalami penderitaan dan kehancuran selama lebih dari setahun akibat perang antara Israel dan Hamas, menolak keras usulan Trump. Mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan tanah mereka, meskipun menghadapi kondisi yang sangat sulit2.

Abdel Aziz Amr, seorang warga dari kamp pengungsian Jabalia, mengatakan, “Setelah semua penderitaan ini, apakah Anda pikir saya dan orang-orang ini akan pindah ke negara lain? Trump harus menyadari bahwa kematian sekalipun tidak bisa membuat kami keluar dari sini!”2. Khadija Radwan, yang kehilangan sembilan anak dan cucu dalam perang, juga menolak usulan Trump, dengan mengatakan, “Kami akan tetap di Gaza, tidak peduli biayanya, dan kami tidak akan pindah ke mana pun”2.

Penolakan Negara-Negara Arab

Usulan Trump juga ditolak oleh negara-negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania. Kedua negara ini menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima pemindahan warga Gaza ke wilayah mereka. Mesir dan Yordania khawatir bahwa pemindahan ini akan berdampak negatif pada stabilitas ekonomi dan politik mereka45.

Dalam pertemuan di Kairo, para diplomat dari Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Liga Arab mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak usulan Trump, dengan menyebutnya sebagai ancaman terhadap stabilitas regional dan risiko eskalasi konflik45.

Kritik dari Para Analis

Para analis Palestina juga mengkritik usulan Trump, dengan menyebutnya sebagai tidak realistis dan berbahaya. Talal Okal, seorang penulis dari surat kabar Al-Ayyam, mengatakan bahwa usulan Trump mencerminkan ketidakpahamannya terhadap sifat konflik dan bahwa pemindahan warga Gaza akan menyebabkan lebih banyak penderitaan dan eskalasi kekerasan di kawasan tersebut2.

Kesimpulan

Usulan Trump untuk memindahkan warga Gaza ke negara-negara tetangga ditolak keras oleh warga Gaza dan negara-negara Arab. Warga Gaza menegaskan bahwa mereka adalah pemilik tanah ini dan tidak akan meninggalkan tanah mereka, meskipun menghadapi kondisi yang sangat sulit. Penolakan ini juga didukung oleh negara-negara Arab dan para analis yang mengkritik usulan Trump sebagai tidak realistis dan berbahaya. Usulan ini menunjukkan ketidakpahaman terhadap sifat konflik dan dapat menyebabkan lebih banyak penderitaan dan eskalasi kekerasan di kawasan tersebut.