ORGANICJUICEBARDC – Abu Mohammed al-Jawlani adalah salah satu tokoh yang paling dikenal dalam konflik Suriah. Sebagai pemimpin dari kelompok militan Jabhat al-Nusra, yang kemudian berganti nama menjadi Tahrir al-Sham, al-Jawlani telah memainkan peran penting dalam perang saudara yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Suriah. Baru-baru ini, al-Jawlani dan kelompoknya berhasil menguasai kota Aleppo, yang menjadi salah satu pusat pertempuran paling sengit dalam konflik tersebut.
Latar Belakang Abu Mohammed al-Jawlani
Abu Mohammed al-Jawlani lahir pada tahun 1984 di Suriah. Sebelum terlibat dalam konflik Suriah, al-Jawlani adalah seorang anggota dari kelompok militan al-Qaeda di Irak, yang dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi. Setelah kematian al-Zarqawi pada tahun 2006, al-Jawlani tetap aktif dalam kelompok tersebut dan akhirnya menjadi salah satu pemimpin operasionalnya.
Pada tahun 2011, ketika konflik Suriah meletus, al-Jawlani dikirim ke Suriah untuk membentuk cabang baru dari al-Qaeda di sana. Kelompok ini kemudian dikenal sebagai Jabhat al-Nusra, yang dengan cepat tumbuh menjadi salah satu kelompok militan paling kuat di Suriah.
Pembentukan Jabhat al-Nusra
Jabhat al-Nusra didirikan pada bulan Januari 2012 dengan tujuan untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad dan mendirikan negara Islam di Suriah. Kelompok ini dengan cepat mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok oposisi dan militan lainnya di Suriah.
Di bawah kepemimpinan al-Jawlani, Jabhat al-Nusra melakukan serangkaian serangan terhadap pasukan pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok militan lainnya. Mereka juga berhasil menguasai beberapa wilayah strategis di Suriah, termasuk kota Aleppo.
Perubahan Nama Menjadi Tahrir al-Sham
Pada tahun 2016, Jabhat al-Nusra mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan mengubah nama mereka menjadi Tahrir al-Sham. Namun, banyak pihak yang meragukan keikhlasan dari perubahan ini, mengingat bahwa banyak pemimpin dan anggota Tahrir al-Sham masih memiliki hubungan erat dengan al-Qaeda.
Di bawah nama baru ini, al-Jawlani dan kelompoknya terus melakukan operasi militer di Suriah. Mereka berhasil menguasai beberapa wilayah penting, termasuk kota Aleppo yang strategis.
Penguasaan Aleppo
Aleppo adalah salah satu kota terbesar dan terpenting di Suriah. Kota ini menjadi pusat pertempuran sengit antara berbagai kelompok militan dan pasukan pemerintah Suriah. Pada tahun 2016, pasukan pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, berhasil merebut kembali sebagian besar kota Aleppo dari kelompok-kelompok oposisi.
Namun, pada tahun 2023, Tahrir al-Sham di bawah pimpinan al-Jawlani berhasil merebut kembali kota Aleppo. Penguasaan ini memberikan Tahrir al-Sham kontrol atas wilayah yang strategis dan kaya sumber daya, serta meningkatkan pengaruh mereka dalam konflik Suriah.
Kritik dan Kontroversi
Abu Mohammed al-Jawlani dan Tahrir al-Sham sering kali menjadi sasaran kritik dari berbagai pihak. Kelompok ini dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi tanpa pengadilan, penyiksaan, dan penahanan sewenang-wenang. Selain itu, Tahrir al-Sham juga dituduh menindas penduduk sipil dan membatasi kebebasan beragama di wilayah yang mereka kuasai.
Meskipun demikian, al-Jawlani dan Tahrir al-Sham tetap memiliki dukungan dari sebagian penduduk Suriah yang melihat mereka sebagai kekuatan yang mampu menentang rezim Bashar al-Assad.
Kesimpulan
Abu Mohammed al-Jawlani adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam konflik Suriah. Sebagai pemimpin dari Tahrir al-Sham, ia telah memainkan peran penting dalam perang saudara yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dengan penguasaan Aleppo, al-Jawlani dan kelompoknya semakin memperkuat posisi mereka dalam konflik tersebut.
Namun, keberhasilan al-Jawlani juga diwarnai dengan kontroversi dan kritik. Banyak pihak yang mengecam tindakan-tindakan Tahrir al-Sham dan menuduh mereka melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun demikian, al-Jawlani tetap menjadi tokoh yang diperhitungkan dalam konflik Suriah, dan masa depannya serta kelompoknya masih menjadi tanda tanya besar dalam perang yang belum berakhir ini.