ORGANICJUICEBARDC – Tel Aviv, 9 Februari 2025 – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi gelombang kritik dari berbagai pihak setelah pernyataannya yang kontroversial mengenai dukungan pembentukan negara Palestina dalam kunjungannya ke Arab Saudi. Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan tingkat tinggi yang bertujuan mempererat hubungan diplomatik antara Israel dan negara-negara Teluk.
Latar Belakang Kunjungan
Kunjungan Netanyahu ke Arab Saudi merupakan bagian dari upaya Israel untuk membangun aliansi lebih kuat dengan negara-negara Teluk, terutama dalam menghadapi ancaman bersama dari Iran. Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu mengejutkan banyak pihak dengan mengungkapkan dukungannya terhadap solusi dua negara, yang mencakup pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Reaksi dari Dalam Negeri
Di dalam negeri, pernyataan Netanyahu menuai kecaman keras dari kelompok sayap kanan di Israel, yang menuduhnya mengkhianati kepentingan nasional. Para pemimpin partai koalisi yang mendukung pemukiman Yahudi di Tepi Barat mengungkapkan kekecewaan mereka dan mengecam langkah Netanyahu sebagai suatu bentuk pengkhianatan terhadap visi Zionis.
Pemimpin oposisi, Yair Lapid, juga mengkritik Netanyahu, meskipun dari sudut pandang yang berbeda. Lapid menuduh Netanyahu menggunakan isu negara Palestina sebagai taktik politik untuk memperbaiki citranya di panggung internasional, sementara tidak ada langkah konkrit yang diambil untuk benar-benar mencapai perdamaian.
Respon Internasional
Di sisi lain, pernyataan Netanyahu mendapat sambutan positif dari beberapa negara Barat yang telah lama mendorong solusi dua negara sebagai jalan keluar terbaik untuk konflik Israel-Palestina. Amerika Serikat dan Uni Eropa, dalam pernyataan resmi mereka, memuji langkah Netanyahu sebagai langkah maju yang signifikan menuju perdamaian di Timur Tengah.
Namun, reaksi dari Palestina sendiri cenderung skeptis. Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa kata-kata saja tidak cukup dan menuntut tindakan nyata dari Israel, terutama terkait penghentian pembangunan pemukiman di wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari negara Palestina di masa depan.
Implikasi Diplomatik
Kunjungan Netanyahu ke Arab Saudi dan pernyataannya tentang negara Palestina dianggap sebagai bagian dari strategi diplomatik yang lebih luas untuk mengintegrasikan Israel ke dalam tatanan regional baru, di mana hubungan dengan negara-negara Arab menjadi lebih terbuka dan kooperatif.
Meski demikian, tantangan internal yang dihadapi Netanyahu menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah masih panjang dan penuh dengan rintangan, baik dari faktor domestik maupun regional.
Kesimpulan
Kecaman yang diterima Netanyahu menunjukkan kompleksitas politik yang dihadapinya dalam mencoba menavigasi hubungan internasional dan domestik. Meskipun ada harapan bahwa pernyataan ini dapat menjadi awal dari perubahan positif, skeptisisme dan hambatan politik tetap menjadi tantangan utama dalam upaya mencapai perdamaian yang abadi di kawasan tersebut.