organicjuicebardc.com – Sebuah insiden yang tidak biasa terjadi di kota Izmir, Turki, ketika seorang perempuan mengalami serbuan tak terduga dari 50 paket makanan yang tidak pernah dia pesan. Kejadian yang berlangsung pada pukul 21.00 waktu setempat ini menarik perhatian publik dan segera menimbulkan kehebohan di lingkungan sekitar apartemennya di Jalan Cimen, distrik Balcova.
Pengemudi Ojol Berkumpul Mengharapkan Pembayaran
Lebih dari dua lusin pengemudi ojol berkumpul di depan apartemen, menunggu untuk mengantarkan pesanan dari berbagai restoran. Keadaan ini menjadi tontonan bagi para pejalan kaki dan tidak lama kemudian, video dari insiden tersebut tersebar dan viral di media sosial Turki.
Media Melaporkan Motif Balas Dendam
Setelah menjadi berita viral, media setempat mulai menyelidiki dan mengungkap bahwa insiden tersebut adalah hasil dari aksi balas dendam seorang pria terhadap mantan pacarnya. Pria tersebut menggunakan aplikasi pengantar makanan lokal, Yemeksepeti, dan memilih opsi pembayaran tunai untuk mengirim pesanan fiktif dengan nama palsu ke alamat mantan pacarnya.
Penyalahgunaan Nomor Telepon dan Kesulitan Konfirmasi
Pelaku tidak menggunakan nomor telepon aslinya, melainkan nomor yang mencurigakan, 0555 555 55 55, untuk membuat pesanan. Beberapa restoran yang menerima pesanan mencurigakan mencoba untuk mengkonfirmasi melalui panggilan telepon, tapi mengalami kesulitan. Meskipun demikian, restoran-restoran tersebut tetap mengirimkan lebih dari 50 pesanan ke alamat yang sama, yang mengakibatkan kerumunan besar staf pengiriman di tempat kejadian.
Dampak Kerugian pada Restoran dan Driver
Akibat tidak ada tanggapan dari penerima, para pengemudi akhirnya meninggalkan lokasi dengan tangan kosong, dan pemilik restoran mengalami kerugian karena terpaksa membuang makanan yang tidak diambil.
Tindakan Hukum yang Belum Diambil
Meskipun terjadi kerugian, tidak ada restoran yang melaporkan kasus ini kepada kepolisian, sehingga sampai saat ini pelaku masih belum ditangkap oleh pihak berwajib.
Insiden ini mencerminkan salah satu risiko dalam sistem orderan online dan pengiriman makanan, dimana mekanisme pembayaran tunai masih dapat disalahgunakan. Kejadian ini juga memperlihatkan kebutuhan akan sistem verifikasi yang lebih ketat dalam layanan aplikasi pesan-antar untuk mencegah penyalahgunaan serupa di masa depan.